Menyusul penahanan Mahdieh Esfandiari, seorang gadis Iran yang tinggal di Prancis oleh polisi Prancis atas tuduhan mendukung rakyat Gaza, 165 atlet wanita Iran menulis surat terbuka kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang menyerukan diakhirinya penahanan ilegal dan tidak manusiawi terhadap perempuan Iran ini.
Menurut laporan Pars Today, surat dari 165 atlet wanita Iran menyatakan:
Bapak Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang Terhormat
Kami, sekelompok atlet perempuan, sangat prihatin dengan penangkapan ilegal Ibu Mahdieh Esfandiari, seorang warga negara Republik Islam Iran oleh otoritas Prancis pada 28 Februari 2025. Begitu juga dengan penahanannya di sel isolasi, pengekangan fisik yang berat, dan penolakan akses ke layanan medis.
Dengan ini kami nyatakan:
Di era baru ketika umat manusia telah mencapai batas kuantum pemikiran dan teknologi, kebebasan berekspresi tidak boleh dikorbankan demi lobi mereka yang tangannya berlumuran darah anak-anak tak berdosa.
Ibu Mahdieh Esfandiari adalah produk peradaban yang berabad-abad lalu menyampaikan pesan abadi "manusia adalah anggota satu sama lain" kepada dunia. Sebuah pesan yang bersinar hari ini pintu Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengingatkan dunia akan filosofi eksistensial lembaga ini.
Ibu Mahdieh Esfandiari adalah pewaris warisan kemanusiaan ini dan dengan suaranya, bukan atas nama politik, melainkan atas nama kemanusiaan. Ia berteriak, "Genosida adalah aib bagi kemanusiaan dan pembunuhan bayi adalah aib bagi sejarah."
Esfandiari mengatakan kebenaran secara terbuka, tetapi pembungkaman yang dipaksakan kepadanya merupakan simbol luka yang dalam pada tubuh kebebasan berekspresi. Membungkam suara kebenaran bukan hanya ketidakadilan bagi manusia, tetapi juga pengkhianatan terhadap nilai-nilai yang diklaim dilindungi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional.
Bapak Sekretaris Jenderal
Sikap diam Anda dalam menghadapi situasi ini dan berlanjutnya penahanan enam bulan oleh Prancis sama saja dengan terlibat dalam penindasan dan melegitimasi penipuan yang terang-terangan. Sejarah akan mencatat dengan cermat keterlibatan ini. Komunitas internasional harus waspada bahwa pengakuan terhadap Palestina adalah berharga dan nyata apabila disertai dengan tindakan jujur dan perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan, bukan dengan membatasi kebebasan berpikir dan berekspresi.
Olahraga telah mengajarkan kita untuk memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan saling menghormati. Nilai-nilai ini tidak terbatas pada bidang olahraga, tetapi juga harus didasarkan pada isu-isu kemanusiaan dan sosial. Kami dengan tegas mengutuk standar ganda di bidang hak asasi manusia dan menyerukan kepada seluruh organisasi internasional, lembaga hak asasi manusia, komunitas olahraga, dan orang-orang yang mencintai kebebasan di seluruh dunia untuk bergabung dengan kami di jalan ini.
Saat ini, lebih dari sebelumnya, dunia membutuhkan suara yang bersatu melawan penindasan dan diskriminasi. Kami menyerukan tindakan segera untuk menjamin pembebasan tanpa syarat Mahdieh Esfandiari. Sebuah tindakan yang bukan hanya mendukung seorang individu yang berani, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai universal hak asasi manusia dan kemanusiaan.(sl)
Your Comment